Cerita ini adalah kisah nyata yang kita berdua alami dan tidak untuk ditiru karena berbahaya bagi keselamatan.
Rute mendaki kepuncak Hargo Dumilah Gunung Lawu dari pos cemorosewu.
Perjalanan kepuncak gunung kurang lebih 9-10 jam jalan kaki santai. Gunung Lawu masuk dalam "seven summit indonesia" ini terletak di pulau jawa antara perbatasan jawa tengah dan jawa timur.
Menanti Sahabat Kita Untuk Berjumpa. Senin 02 Maret 2015. |
Perjalanan dimulai dari Kabupaten Bantul (kurang lebih 160 km kalau jalan di map), lebih tepatnya dari tanah perdikan Mangir menuju acara aniversary motor Honda CB Lawu pada sabtu malam tahun 2015 silam.
Diperjalanan kita berdua sempat berhenti sejenak di depan Kantor Bupati Karanganyar dikarenakan salah satu dari karbu motor tua kita bensinnya banjir dan berusaha membenahi karbu yang trouble tadi, sebisanya (karena kita berdua bukanlah montir) dengan bantuan penerangan dari lampu hp sekitar jam 21.00 wib sambil mencari tempat yang agak terang.
Setelah karbu kendaraan motor tua tadi berhasil diperbaiki dengan santainya saya menaruh hp nokia kecil diatas jok belakang motor honda cb ku sambil kita bercanda dan bersenda gurau seakan sudah tidak ada masalah lagi.
Setelah dicoba dan dirasa sudah beres kita melanjutkan perjalanan menuju Telaga Sarangan lalu ke tempat acara motor tersebut, tanpa d'mas pengembara sadari hp yang diatas jok tadi terjatuh.
Sesampainya diacara motor d'mas pengembara asyik ngobrol dengan para saudara biker's yang lain, dan selang beberapa jam d'mas pengembara sadar ternyata hp nokia yang kecil tadi tidak ikut terbawa di dalam tas pinggang saya yang ada tinggal hp blackberry.
D'mas pengembara coba hubungin no di hp kecil td sambil mengingat ingat terakhir kali saya memegang hp tersebut, ternyata masih bisa dihubungi (artinya tidak ditemukan orang lain) sekitar jam 01.30 wib dan akhirnya kita pamitan sama saudara biker's yang lain lalu memutuskan untuk turun gunung mencari ditempat kita berhenti tadi dengan jarak (sekitar 51 km) yang sudah lumayan jauh dari tempat acara.
Lokasi HP ditemukan di bawah tong sampah biru. Sabtu 28 Februari 2015. |
Sesampainya dilokasi d'mas pengembara coba hubungin lagi dan dengan pasrah (tidak terlalu berharap banyak bisa ketemu) seandainya hp nokia itu telah hilang/diambil orang lain.
Terdengar bunyi suara hp tetapi tidak nampak menyala dimana hp tersebut berada, ternyata hp tersebut jatuh dengan posisi tengkurap diatas tutup tempat sampah yang juga berwarna hitam yang tersandar pada tong sampahnya dan Bapak yang sudah bertugas menyapu jalan tak jauh dari lokasi paling sekitar 4-5 meter juga tidak mengetahui kalau ada hp disini.
Kita berdua tertawa sejenak sambil bersyukur ternyata masih rezekinya hp bisa ditemukan tidak jadi kehilangan. Kita berfoto diseberang jalan dengan patung garuda lalu memutuskan untuk naik kembali ke Cemorosewu karena ingin menemui seorang sahabat (gadis melayu) kita menunggu sambil menikmati kopi dan temen saya makan pagi di tempat Bu dhe sahabat kita yang dari bumi melayu.
Lokasi tidak jauh dari acara aniversary cb tadi malam. Setelah beberapa lama sahabat kita tidak juga muncul karena sedang mendaki Gunung Lawu serta ditanya lewat hp tidak dijawab (no signal), kita pun memutuskan untuk mendaki tanpa perhitungan dan peralatan lengkap mendaki dan tidak pula mendaftar di pos pendakian Cemorosewu.
[Nb: tidak untuk ditiru]
Jalur Pendakian Cemorosewu. Ahad 01 Maret 2015. |
Non...: hey... mas, makan yuk Jalur pendakian kepuncak Hargo Dumilah Gunung Lawu lewat rute Cemorosewu akan melewati 5 pos pendakian dengan jalur yang agak menanjak tetapi sebelum pos 1 jalan sudah tertata dan bisa dibilang tidak memiliki jalan bercabang bahkan sampai puncak jadi tidak khawatir akan tersesat.
Apalagi kita mendaki pada siang hari berangkat dari warung makan sekitar jam 10.00 wib. Sebelum melewati pintu gerbang dan pos pendakian kita berdua melihat ke pos pendaftaran para pendaki lalu kita sepakat untuk tidak mendaftar dikarenakan kalau mendaftar tentu tidak akan dibiarkan lewat karena tanpa bekal dan alat mendaki yang komplit.
Setelah kita melewati pintu gerbang pendakian tanpa diketahui penjaga (karena week end ramai pendaki) kita disambut oleh seekor burung jalak yang menari riang sambil berkicau. (mitosnya kalau disambut oleh burung jalak dijalur pendakian Gunung Lawu pendaki tersebut akan selamat).
Kita mendaki karena ingin sekalian menapak tilas jejak leluhur kami di Gunung Lawu dan dengan niatan baik. D'mas pengembara sendiri tau tentang banyaknya mitos-mitos di Gunung Lawu malah setelah turun dari Gunung Lawu.
Kita pun mendengarnya tapi pura-pura tidak tau dan tetap melangkah tanpa membeli bekal minum di pos 1 karena d'mas pengembara fikir di pos 2 juga ada warung dan kalau kita menerima tawarannya si non nanti mengganggu week end nya dan sudah barang tentu jadi sungkan karena ia yang akan bayarin makan kita.
Berhenti sejenak sebelum pos 3 sambil berteman dengan asap lagi (merokok). Ahad 01 Maret 2015. |
Sekedar informasi kita berdua naik ke puncak gunung dengan ketinggian 3.265 mdpl hanya bermodalkan pakaian biker's yang menempel ditubuh kita dan temen d'mas pengembara membeli sendal jepit waktu diparkiran karena capek pakai sepatunya.
Kita melanjutkan perjalanan, di sepanjang jalan saat berpapasan dengan rombongan pendaki yang sudah pada turun mereka banyak yang nyeletuk "gila" dll.
Akhirnya teman saya pun merasa kehausan dan d'mas pengembara nyeletuk/sepontan bilang tenang nanti hujan kita minum air hujan tak lama berselang hujan beneran dan kita belum sampai di pos 3 nafas d'mas pengembara sudah engah sambil terus berjalan dengan jalan yang semakin menanjak dan hujan yang semakin lebat di sertai angin.
Sesampainya di pos 3 yang juga tidak ada warung buka kita bertemu dengan para mapala ntah dari mana ada sekitar 7 orang 3 perempuan 4 laki-laki ada yg mendirikan tenda, bikin air panas dll.
Dan salah satu dari mereka ada yang mengajak ngobrol mau kemana mas, ditanya nya kita (lagi-lagi mungkin heran karena kita tidak bawa bekal) kita jawab mau ke puncak. Hujan sudah agak reda teman d'mas pengembara bilang gimana lanjut, lanjut saya bilang.
Hanya Yang Melekat Di Badan Yang Kita Pakai Mendaki. Ahad, 01 Maret 2015. |
Disepanjang jalan pendakian semakin banyak saja rombongan para pendaki yang sudah jalan turun ada beberapa yang nawarin kasih minum kita jawab tidak terimakasih mas.
Tetapi saat berpapasan dari rombongan mapala UGM kalau tidak salah, kita disodorin air mineral dalam botol 1,5 L diminta untuk minum terus orang tersebut bilang sudah mas ambil saja buat bekal, kita sudah jalan turun dan juga masih banyak bekal.
Sampailah kita di pos 4 yang juga tidak ada warung apalagi makanan. Kita terus saja jalan naik untuk menuju Puncak Hargo Dumilah dengan baterai hp menipis dan signal yang tidak ada.
Sampai di pos 5 Jolo Tundo. Ahad 01 Maret 2015. |
Sebelum saya sampai ke warung ada saja celetukan celetukan (ucapan spontan) para pendaki yang d'mas pengembara dengarkan seperti ini anak motor kesasar sampai sini dan lain lain.Temen d'mas pengembara sampai duluan di pos 5 dengan membawa mantel plastik yang ia temukan, untuk melindungi kepalanya dari air hujan, baju dan badanya sama seperti d'mas pengembara basah kuyup. Kalau di pos 5 ini ada warung buka tapi hanya tiap week end saja bukanya.
Sebelum matahari terbit serta hujan sudah reda kita mendaki dengan pakaian masih basah ke puncak Hargo Dumilah dan temen d'mas pengembara muntah beberapa kali karena masuk angin yang akhirnya juga bisa sampai kepuncak meski kita berdua salah jalur (tau sesudah matahari terbit dan akan jalan turun) ditemenin sama dua anak mapala UMY.
Di Puncak Hargo Dumilah kita sudah tidak bisa lagi berfoto-foto karena baterai telah habis. Kita berfoto pakai hp anak mapala tersebut. Dengan harapan nanti di bascamp Cemorosewu kita bisa minta fotonya tadi karena bisa ngisi baterai hp.
Foto terakhir basah kuyup sebelum hp mati dan kewarung pos 5 Jolo Tundo. Ahad 01 Maret 2015. |
Setelah kita merasa cukup puas diatas melihat matahari terbit dan awan sudah pada menghilang kita pun jalan turun singgah di Sendang Drajad untuk cuci muka yang di bibir sendang terdapat banyak dupa, kemenyan, dan juga bunga.Sesampainya diatas ternyata kita melihat burung jalak yang kita temui sehabis pintu gerbang Cemorosewu saat mau mendaki kemarin siang.
Kita turun melewati pos pos tadi dengan waktu lebih cepat dari pada waktu jalan naik. Kita menuju basecamp lalu ngecas hp sambil chating non sahabat kita untuk janjian ketemu karena d'mas pengembara pengen memiliki tanda tangannya di helm motor saya yang ternyata masih dirumah Bu de nya.
Diparkiran kita jumpa lagi dengan anak mapala UMY yang janji akan ngasih foto-foto kita diatas tadi tetapi setelah saya minta jawabnya nanti saja mas (bisa jadi foto kita sudah pada dihapus) akhirnya tidak memiliki foto satupun saat di puncak Hargo Dumilah.
Kita nunggu sampai non tersebut datang lalu ngobrol dan mengutarakan niat d'mas pengembara minta tanda tangan (menanda tangani helm saya disamping motor dan d'mas pengembara foto) tetapi tidak mau jika difoto.
Non tersebut bilang mas... saya bukan pacar mas kenapa harus difoto segala.
D'mas pengembara bilang hanya untuk kenangan karena belum tentu bisa jumpa lagi tetapi nona itu tidak mau dan saya pun mengalah serta berjanji masih akan meminta tanda tangannya di helm saya di lain waktu setelah ia kembali ke rumahnya di Pekanbaru, Provinsi Riau.
Tahun berikutnya helm d'mas pengembara penuhi dengan tanda tangan dan foto-foto sahabat d'mas pengembara disamping motor sambil menanda tangani kemudian d'mas pengembara berusaha menepati janji saya touring sendirian ke Pekanbaru dengan jarak sekitar 1.787 km di map sampai dikotanya dengan terlebih dulu menjumpai sahabat d'mas pengembara yang masih sepupunya non.... yang tinggal di Jakarta.
Ditemani saudara biker's Pekanbaru dan motornya, 2016. |
Sebelumnya mereka 4 remaja putri berwisata kejogja dan saya jadi quide nya selama dijogja tanpa meminta bayaran karena direkomendasikan oleh sahabat saya jadi saya kenal dan menganggap mereka sahabat saya juga.Tapi sesampainya di Pekanbaru d'mas pengembara pun mengurungkan niat saya untuk menemuinya karena saya sadar beda kasta dan hanya berfoto di plakat nama jalan perumahannya.
Dan yang masih tetap berhubungan baik dan sering komunikasi sampai sekarang tinggal lah satu yang di jakarta meski ia juga sudah bersuami. Bahkan ketika berwisata kejogja bersama suaminya pun saya menemui mereka berdua. Semoga paseduluran ini tetap terjaga sampai tua nanti.
0 Komentar
Profile, Nama, dan segala bentuk Link Aktif lainnya otomatis dimatikan jika berkomentar di sini. Maaf 🙏